Pages

Senin, 16 Juli 2012

TAISO


Taiso
     Taisō dapat diterjemahkan secara keolahragaan umum sebagai peregangan / pelemasan (stretching) dan pemanasan (warming-up) yang melengkapi sebuah proses latihan olahraga.Dari sudut pandang Budō ia lebih diartikan sebagai persiapan seluruh anggota tubuh seoptimal mungkin sebelum maupun sesudah pelaksanaan rangkaian teknik – teknik yang menjadi substansidasar dari seni beladiri tersebut.
     Dalam Karate-do pelaksanaan Taisō dilakukan sebelum dan sesudah proses teknik - teknik pokok (Kihon, Kata, Kumite) dilaksanakan.Bentuk tradisionalnya mengacu pada beberapa
gerakan yang diambil dari unsur Yoga India dan BujutsuJepang , namun seiring perkembangan jaman beberapa gerakan yang berasal dari cabang olahraga lain (Atletik & Senam adalah yang paling dominan) juga banyak sekali memperkaya perbendaharaan geraknya. Di Indonesia saat ini umumnya dilaksanakan setelah Rei-Shiki pembuka dan sebelum Rei-Shikipenutup. Sedangkan di Jepang meskipun sama namun umumnya sebelum memulai Rei-Shiki pembuka para Karateka sudah lebih dulu melakukan Taisō
sendiri – sendiri , sehingga dalam proses latihan resmi di Dōjo porsi waktu untukteknik – teknik Kihon, Kata & Kumite bisa diatur lebih banyak.
Fungsi utama dari pelaksanaan Taisō adalah :
  1. Menghindari cedera, karena otot, tulang, sendi, syaraf, dll sudah di ”panaskan” terlebih dahulu.
  2. Membentuk susunan massa otot dan tulang yang kuat dan fleksibelsebagai modal dasar untuk dapat melaksanakan teknik secara sempurna (dalam sebuah proses latihan jangka panjang).
  3. Pengukuran stamina secara umum, yang bisa diamati terutama dari pengamatan terhadap hubungan ritme pernafasan & denyut jantung terhadap kecepatan dan kekuatan (dalam sebuah proses latihan jangka pendek).
  4. Unsur pelengkap penempaan disiplin, karena dalam Karate-dōpelaksanaan Taisō adalah wajib sebagai salah satu dari rangkaian proses utuh yang tak dapat dipisah - pisahkan dari sebuah latihan yang standar yang mana didalamnya tercermin model hierarki bakusesuai prinsip Zen sebagai pembimbing pencapaian kesempurnaan mental.

     Dalam pelaksanaan Taisō (juga berlaku bagi materi Kihon, Kata & Kumite) seyogyanya seorang instruktur memahami ilmu – ilmu eksakta sebagai berikut dibawah ini :
  1. Anatomi dan fisiologi tubuh kedokteran secara dasar, yangdimaksudkan sebagai acuan dalam mengenali anggota – anggota tubuh utama yang berperan penting dalam sebuah gerakan Karate.
  2. Psikologi kejiwaan dalam kaitannya dengan pola pembinaan mental atlet secara terarah.Layak sekali diterapkan pembinaan yang berdasarkan sudut pandang psikologi modern yang dikombinasikan dengan prinsip Zen dalam Budō.
  3. Faktor - faktor yang mendukung terjadinya sebuah cidera baik yangbersifat instant maupun latent.Peran penting ilmu fisioterapi sebagai “peta hidup” dalam menangani kasus – kasus yang sering terjadi sangatlah utama dalam hal ini.

Pada Karate seluruh anggota tubuh memiliki kemungkinan untuk bisa mengalami cidera yang serius.Namun berdasarkan survey ada sebuah organ yang paling rawan sekali yaitu : persendian. Hal ini sangatlah wajar mengngat persendian adalah organ utama yang menggerakkan sebuah teknik apapun itu bentuknya dalam Karate.

Pengkhususan dalam masalah ini saya sarankan untuk melihat lebih jauh pada sumber kepustakaan sebagai berikut :

  • Bebas Cidera Karate oleh Paul Perry , terbitan Ghalia Indonesia-1994
  • Pengobatan dan Olah-Raga oleh Prof. G. La Cava , terbitan Effhar Group-tanpa tahun
  • Cedera pergelangan kaki oleh Agus Irwan S. , sebuah artikel Kesehatan pada majalah Jurus no:01/1999-hal. 20-21
  • Cedera pada sendi lutut oleh Dr. Tatang Eka Sp.B. , sebuah artikel Kesehatan pada majalah Jurus no:07/1999-hal. 40-41

   4.  Faktor – faktor yang mendukung peningkatan prestasi secara perorangan maupun keseluruhan. Beberapa cabang – cabang ilmu pengetahuan yang bisa dimasukkan sebagai kontributor penting dalam hal ini adalah :


  • Psikologi , dalam kaitannya dengan peningkatan semangat berkompetisi.
  • Farmasi , dalam kaitannya dengan terobosan – terobosan baru dalam hal penelitian terhadap gizi dan asupan suplemen penunjang prestasi atlit.
  • Matematika, Biofisika & Biokimia , dalam kaitannya dengan pengoptimalan teknik tertentu yang pasti berhubungan dengan Ilmu Faal Kedokteran Umum.
     Sehingga penggunaan ketiga cabang ilmu eksak di atas bisa dipakai sebagai sarana untuk melakukan penghitungan secara ilmiah terhadap kemungkinan memaksimalisasi maupun “manipulasi” sebuah teknik bila tertahan oleh sebuah “ukuran alami” yang dipakai oleh Ilmu Faal secara umum.
     Secara umum berdasarkan pendekatan pada ilmu Keolahragaan Modern pada saat ini dikenal dua model Taisō yang dipadukan dengan latihan ketahanan fisik :

1. Tipe dengan latihan fisik awal , dengan uraian dan urutan sebagai berikut :


  • Jenis yang umum dan paling awal dipakai di Indonesia.
  • Untuk Taisō pembuka diawali dengan stretching pasif dalam hitungan 1 X 8 yang harus dimulai dari anggota tubuh paling atas ke paling bawah.Urutan anggota tubuh itu adalah : kepala, leher, bahu, dada,lengan, punggung, pinggang, perut, pinggul, paha, lutut, engkel.
  • Dilanjutkan dengan pemanasan tubuh secara keseluruhan dalam bentuk lari dalam kecepatan sedang selama 10-15 menit.
  • Melakukan stretching aktif hitungan dalam hitungan 2 X 8 yang harus dimulai dari anggota tubuh paling atas ke paling bawah.
  • Melakukan gerakan – gerakan yang termasuk latihan ketahanan fisik seperti push up, sit up, back up, scout jump, sprint run, dsb selama 15 ~ 20 menit.
  • Ada interval waktu untuk istirahat sekitar 5 ~ 10 menit sebelum memasuki sesi latihan pokok selanjutnya (Kihon, Kata, Kumite).
  • Terakhir pada Taiso penutup dilakukan stretching pasif dalam hitungan 1 X 8 yang dimulai dari anggota tubuh paling bawah ke paling atas.
  • Kelemahan yang utama adalah terkurasnya energi atlit sebelum masuk dalam sesi latihan yang seharusnya dikarenakan proses latihan ketahanan fisik yang berlebihan.
  • Cocok untuk program latihan jangka pendek.

2. Tipe dengan latihan fisik akhir , dengan uraian dan urutan sebagai berikut :


  • Jenis yang umum dipakai di Eropa & Amerika Serikat.
  • Untuk Taisō pembuka butir b ~ d sama dengan urutan pada tipe dengan latihan fisik akhir.
  • Setelah stretching aktif interval waktu yang diberikan untuk istirahat hanya 3 ~ 5 menit saja sebelum memasuki sesi latihan pokok selanjutnya.
  • Selesai sesi latihan pokok diberikan interval waktu 5 ~ 10 menit untuk istirahat dan dilanjutkan dengan gerakan – gerakan yang termasuk latihan ketahanan fisik selama 15 ~ 20 menit.
  • Terakhir pada Taiso penutup dilakukan stretching pasif dalamhitungan 1 X 8 yang dimulai dari anggota tubuh paling bawah ke paling atas.
  • Kelemahan yang mungkin ditemui adalah resiko cidera yang mungkin saja mudah terjadi dikarenakan pemanasan yang tidak cukup lama pada beberapa anggota tubuh.
  • Cocok untuk program latihan jangka panjang.

Sumber : PB Forki